Friday, June 1, 2012

Seandainya aku jadi CEO Grup Bakrie


Untuk menyemarakan kegiatan 70 Tahun Grup Bakrie dan sebagai partisipasi saya sebagai anak negri maka saya mencoba menuangkan pemikiran saya dalam lomba blog ini. Untuk lebih lengkapnya silahkan baca berikut ini :


Seandainya saya menjadi CEO Grup Bakri

Indonesia adalah negara kaya, tetapi ironisnya 30- 40 juta penduduknya masih mengganggur dan masuk dalam kategori miskin. Disatu sisi ada orang yang mampu membeli tas seharga Rp. 16 juta (wawwww) tetapi di sisi lain masih sangat banyak anak-anak kita yang sangat sulit untuk mendapatkan biaya pendidikan dan harus mengais rejeki di jalan-jalan.

Industri seakan tidak perduli dengan kenyataan di sekelilingnya, apakah saya juga akan membawa Grup besar yang katanya aset bangsa ini untuk membunuh dan mengubur rakyat sendiri? tidak aku harus melakukan sesuatu. Aku harus memakmurkan rakyat negri ini. rakyat ini harus sejahtera karena aku mempunyai wewenang dalam perusahaan besar ini. Sebagai Perusahaan Besar dan memiliki aset yg besar tentu sangat berpengaruh dalam pembangunan bangsa ini, ini adalah kekuatan yang dimiliki oleh grup Bakri pada masa kini. Tetapi image Bakri Grup menjadi sedikit negatif ketika disebut dalam masalah Lapindo dan perusahaan tambang terkait kasus Gayus. Tetapi Masyarakat kita adalah masyarakat yang cerdas sehingga bila Grup Bakri benar-benar bisa memberikan karya nyata dalam membangun kesejahteraan rakyat, maka merekapun akan mengapresiasi dengan positif. Memang harus ada upaya radikal yang rasional dan bisa langsung menyentuh masyarakat yang harus segera dilakukan. Saya yakin tidak kurang dari 3 tahun maka kita bisa membantu masyarakat secara langsung. yang akan saya lakukan adalah dalam pemberdayaan semua potensi bangsa dalam membentuk ketahanan pangan nasional. Proyek ini saya akan namakan proyek "Lumbung desa".

Kebutuhan pokok rakyat Indonesia adalah makanan (Beras), tetapi sebagian masyarakat saat ini harus mencoba mencari makanan alternatif selain beras, bukan karena pola hidup sehat karena takut pada Diabetes, tetapi karena memang harga beras terlalu mahal dan tidak terbeli. Aku harus merubah ini/
Harga beras saat ini adalah harga pasaran, sebenarnya bila kita bisa membuat program secara nasional maka aku akan menjadikan harga beras ini menjadi bisa terjangkau dan bisa terbeli dengan mendekatkan pada harga pokok produksi.

Harga gabah kering saat ini adalah Rp. 2400/kg, bila di giling maka akan ada penyusutan sekitar 40%, artinya bahwa beratnya setelah jadi beras adalah 600 gram, artinya harga 100 gram adalah Rp. 400 (rp 2400/ 6= Rp. 400), jadi harga 1 kg beras setelah giling adalah Rp. 4000. Kalau harga karung plastik 25 kg adalah Rp. 1500, maka ada penambahan biaya Rp. 60, Kalau ongkos u/ Menggiling beras Rp. 500/kg maka harga beras adalah Rp. 4560, kalau distribusi tidak terlalu jauh (artinya saya akan membuat program di setiap kecamatan/ desa terdapat sentra-sentra penjualan terpadu seperti lumbung desa), maka harga jual tidak akan lebih dari Rp. 5000/kg. Coba bandingkan dengan harga beras dipasaran saat ini yang berkisar antara Rp. 7000 s/d Rp. 9500. Bila Setiap keluarga mengkonsumsi 25 Kg setiap bulan, maka akan terjadi penghematan antara Rp. 50.000 s/d Rp. 100.000 setiap bulannya.

Belum lagi untuk Kebutuhan-kebutuhan harian lainnya, kita dipaksa untuk membeli suatu produk dengan biaya iklan di dalamnya, padahal bila tanpa biaya iklan, maka akan terjadi penghematan biaya yang sangat besar. BIaya pemasaran dalam struktur biaya perusahaan bisa mencapai 40 s/d 50%, bayangkan bila pengeluaran sehari-hari setiap keluarga di INdonesia antara Rp. 500.000 s/d Rp. 1.500.000 setiap bulannya akan terjadi penghematan sebesar 50% setiap keluarga. Penghematan tersebut bila di sosialisasikan secara baik bisa di alihkan untuk kebutuhan pendidikan atau kesehatan masyarakat, sehingga kualitas hidup generasi muda bangsa menjadi lebih baik.

Bagaimana untuk mengatur distribusi dan penjualan produk, kita harus membuat setiap masyarakat menjadi supplier/ produsen. Saya akan membuat jaringan retail dimana setiap masyarakat bisa membeli produk, menjual produk di jaringan retail yang di buka di setiap daerah satuan terkecil/ per RT/ per RW/ Per desa/ per kecamatan. Apabila masyarakat ingin menjadi produsen maka harus disosialisasikan bahwa margin tidak di set tinggi, karena yang di utamakan adalah omset. bila omsetnya besar, walaupun margin tinggi maka jumlah total keuntungan yang akan di dapat akan semakin besar. Bila terlalu banyak masyarakat yang membuat produk yang sama, kita sebagai pengatur, bisa menyarankan produk-produk lain yang dibutuhkan oleh banyak masyarakat lainnya.

Bila Seluruh masyarakat adalah big Market dan setiap masyarakat diajarkan untuk bisa menjual produk dengan margin yang wajar karena sasarannya pasar yang besar maka harga secara umum bisa lebih murah dari harga yang ditawarkan di luar grup. sehingga angka penjualan bisa menjadi lebih tinggi. Seiiring jalannya waktu akan terbaca kebutuhan umum masyarakat sehingga pasokan bisa diatur secara merata. Tetapi setiap masyarakat dalam pengawasan grup akan membeli produk lebih murah sesuai dengan konsep penghematan diatas, sehingga masyarakat dalam grup bisa diarahkan untuk memperbaiki kualitas diri dan kualitas hidup.

Apabila ternyata seluruh masyarakat bisa memasok lebih dari 80% produk yang dibutuhkan oleh masyarakat secara keseluruhan, maka total uang yang beredar akan masuk kembali kepada masyarakat itu sendiri, sehingga hanya 20% saja yang di belanjakan di luar grup ini. Bila menurut masyarakat produk-produk dalam grup memilik harga yang sangat murah, pasti dari grup luarpun akan menganggap murah juga, jadi pasti produk-produk ini juga bisa ditawarkan di luar grup.
sehingga untuk keuntungan grup pun akan bertambah. Apabila  80% harta masyarakat bisa masuk dalam pembelanjaan ke dalam grup sebesar 80% dan keluar hanya 20% maka terjadi peningkatan arus uang masuk ke dalam grup secara keseluruhan. Maka sebagai CEO aku tidak hanya bermanfaat untuk masyarakat sekitar tetapi juga bermanfaat sebagai CEO yang baik bagi sebuah perusahaan raksasa seperti Bakri Grup.

Ini adalah pemasaran dengan menggunakan jaringan dimana setiap masyarakat adalah objek yang harus sejahtera.

Maka sebagai CEO setidaknya saya bisa menjadi orang yang berpartisipasi memberantas kemiskinan tetapi juga bisa memajukan perusahaan dengan keuntungan  yang sangat besar.

No comments: