Tuesday, April 22, 2014

Mencari Pemimpin ke depan

Seorang sahabat saya menulis di statusnya di facebook tentang pemimpin kita mas mendatang : "Kriteria utama PEMIMPIN adalah RELA BERKORBAN, jika pemimpin rela berkorban rakyat akan punya PENGABDIAN, masih akan terjadikah di Negeri ini?" ( https://www.facebook.com/bambang.sugianto.984/posts/669271176454286?comment_id=5926063&offset=0&total_comments=8&notif_t=feed_comment_reply )
saya jadi tergelitik untuk mengomentari, salah satunya adalah tentang utang para calon pemimpin



Perusahaan pengolahan kertas milik Prabowo Subianto, PT Kertas Nusantara (sebelumnya PT Kiani Kertas) dikabarkan memiliki hutang sebesar Rp14,31 triliun. Angka yang cukup fantastis, mengingat harta Prabowo "hanya" berkisar Rp1,6 triliun.

Sedangkan perusahaan ARB lebih mencengangkan. Lembaga analis independen, Kata Data mencatat utang 10 perusahaan terafiliasi dengan Bakrie Brothers hingga kuartal 1 2012 mencapai Rp 21,4 triliun, dengan utang jatuh tempo pada 2012 sebesar Rp 7,1 triliun. Adapun utang dalam dolar mencapai US$ 5,7 miliar dan jatuh tempo pada 2012 sebesar US$ 275 juta.
Jika dibandingkan dengan kekayaan ARB yang "hanya" Rp8,01 triliun, maka ARB tetap memiliki utang sebesar Rp13,39 triliun jika menjual semua hartanya.

Bagaimana jika dibandingkan dengan Jokowi? Ternyata harta Jokowi hanya secuil saja (Rp27,26 milyar), yaitu hanya 1,7% dari harta Prabowo dan hanya 0,34% dari harta ARB. Tapi catat, "harta" Prabowo dan ARB akan menjadi minus jika mereka dipaksakan membayar utang perusahaan mereka.

Sedangkan Jokowi tidak tercatat memiliki hutang kepada pihak lain, sehingga menurut saya, Jokowi tidak memiliki beban ambisi untuk melunasi hutang seperti capres yang lain.
Apa jadinya jika kita memilih pemimpin yang memiliki hutang segunung?
Pilihan memang di tangan kita masing-masing, tetapi sebagai pemilih, kita harus cerdas mencermati. Jika kita salah pilih, masa depan Indonesia taruhannya.



So BIjak bijaklah kita dalam memilih pemimpin.

No comments: