Secara konseptual, tujuan pelaksanaan pelatihan atau training adalah untuk meningkatkan, memperbaiki, dan meningkatkan nilai 4 hal berikut:
Quality (Kualitas)

Biasanya perusahaan atau organisasi sudah memiliki panduan tersendiri tentang bagaimana menilai (mengassesmen) performansi kinerja seluruh elemen organisasi dan perusahaan. Sehingga dengan mudah mereka dapat menetukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kualitas yang diharapkan, salah satunya adalah melalui pelatihan.
Quantity (Kuantitas)
Pada perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada produksi, usaha untuk meningkatkan produksi menjadi bahan pemikiran yang strategis. Oleh karena itu, perusahaan bahkan berani mengeluarkan investasi besar untuk mencapai tujuan ini, mulai dari peremajaan mesin operasional, mesin-mesin produksi, dan yang paling penting adalah peremajaan dan peningkatan SDM seluruh elemen dalam perusahaan tersebut.
Tujuan akhirnya tetaplah diharapkan adanya peningkatan jumlah produksi tanpa mengurangi standar kualitas produksi. Artinya sederhana, bagi para pemilik perusahaan, berharap dengan mengeluarkan investasi sejumlah sekian mereka dapat memperoleh keuntungan yang lebih dari keuntungan biasanya.
Cost (Pembiayaan)
Dalam rangka meningkatkan pendapatan perusahaan maupun efisiensi biaya dan pengeluaran, perusahaan bersedia mengeluarkan investasi dan pembiayaan untuk melaksanakan berbagai pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja sekaligus mengurangi pembiayaan perusahaan. Logika sederhananya, perusahaan membayar seseorang dengan gaji Rp. 2 jt, sebulan diharapkan dapat bekerja sesuai dengan beban kerja yang diberikan, atau bahkan dapat memberikan hasil kinerja yang lebih kepada perusahaan.
Time (Waktu)
Tujuan pengadaan kegiatan yang terakhir adalah untuk efisiensi waktu kerja. Perusahaan dan organisasi memiliki pemikiran, bagaimana meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja dengan jumlah yang sama. Sebagai contoh, jika pada hari-hari biasanya sebelum pelatihan seorang karyawan hanya mampu mengerjakan 10 tugas dalam satu jam, maka diharapkan setelah diberikan pelatihan, karyawan tersebut dapat mengerjakan 13 atau 15 tugas dalam satu jam.
Keempat tujuan pelaksanaan pelatihan di atas merupakan tujuan dasanya, tetapi tujuan praktisnya akan disesuaikan dengan harapan dan keinginan perusahaan dan organisasi. Tentu saja hal ini tidak dibuat demikian saja tetapi melalui proses yang disebut dengan identifikasi dan analisis kebutuhan pelatihan. Jika kita tidak melakukan tahapan ini, seringkali pelatihan tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas.
No comments:
Post a Comment