Saturday, October 16, 2010

Live is never flat

Istilah itu memang sering kita dengar, tapi apakah kita siap menghadapi hidup yang memang tidak flat?, sudah banyak kita dengar bahwa banyak sekali peristiwa yang mengiris hati kita : seorang ibu yang tega membunuh anak-anaknya, karena hidup yg tidak flat itu, ibu dan anak-anaknya bunuh diri bareng, seorang anak SD yang tega gantung diri karena orangtuanya tidak mampu bayar uang sekolahnya.


Kalau kita lihat bahwa daya tahan hidup itu tidak mengenal tingkat usia, bisa terjadi pada orang dewasa dan bisa juga terjadi pada anak-anak. Saya ter ‘inpirasi’ oleh seorang yang sangat concern terhadap Indonesia Jennie S B, melalui buku-bukunya beliau menulis, bahwa hidup itu adalah perjuangan, dan seseorang akan bertahan bila ia bisa belajar setiap hari dengan menerapkan methode constructivism, sehingga ia bisa bertahan dan berkarya setiap hari.

Memang kita lihat proses pertumbuhan seorang bayi, memang ada masanya : sekian bulan dia bisa melakukan apa, sekian bulan dia bisa merangkak, sekian bulan bisa berdiri, sekian bulan bisa berjalan, sekian bulan dia bisa berlari, dst. Proses-proses itu akan berjalan secara alami, tetapi perlu dirangsang/ di stimulus oleh orang tua, sehingga pertumbuhan akan terjadi.

Saya melihat seorang pengamen jalanan yang sangat muda sekitar 6 tahun, yang dengan beraninya melintas jalan yang sangat ramai, di sisi lain saya lihat seorang anak kelas 5 SD yang tidak bisa menyebrang jalan, padahal supirnya menunggu di seberang jalan, karena tidak bisa menjemput di depan sekolahnya. Disini kita bisa melihat bahwa factor lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap jiwa petualang, ketahanan dalam menghadapi lingkungan, keperdulian dll.
Kembali pada topic permasalahan “live is never flat”, bagaimana sebenarnya kita mempersiapkan diri kita, keluarga kita untuk siap dalam menghadapi, menjalani kehidupan.

Kehidupan tidak selalu mudah, tetapi gambaran secara logika, bahwa hidup akan semakin sulit, mengapa? Kita mempunyai bumi dengan luas terbatas, bahkan dengan pemanasan global mungkin nanti akan berkurang, karena sebagian daerah akan tergenang air, tetapi disisi lain pertumbuhan jumlah penduduk semakin meningkat. Dahulu  ketika daerah masih jarang penduduk, orang tua kita selalu mengatakan, bahwa “banyak anak banyak rejeki”, karena makin banyak anak, makin banyak tanahnya yang tergarap, jadi ya menjadi rejeki. Tetapi saat ini di saat kehidupan menjadi serba sulit, banyak anak banyak biaya.

Dalam suatu pertandingan, yang mampu memenangkan pertandingan adalah yang terbaik. Kita mempunyai juara dunia terbaik, seperti : Susi susanti & Alan Budi Kusumah Juara Bulutangkis Tunggal Putra dan Tunggal putrid Olympiade Barcelona, Chris Jhon Juara Tinju dunia. Saya melihat mereka berjuang untuk sampai pada posisi mereka, mereka berlatih dengan sangat keras dan disiplin, dan mungkin dengan porsi yang terus menerus di tingkatkan.

Sebetulnya tidak ada bedanya dengan hidup, kalau kita tidak berlatih dengan keras, serius dan konstruktif, maka kita akan menjadi orang-orang gampangan dan lemah. Seperti dalam kasus-kasus di atas. Kita akan membiarkan diri kita menjadi cemoohan dan cibiran banyak orang kalau kita tidak mampu mencari pekerjaan, maka kita akan menjadikan ngamen, pengemis menjadi pilihan yang terbaik.

Saya mendengar kisah seorang pemulung di Solo, yang terus menerus berjuang dan pantang menyerah dan akhirnya bisa menjadi orang yang sangat kaya, Atau seorang tukang Jamu yang mampu mendidik anak-anak mereka menjadi dokter-dokter yang sangat ahli, seorang tukang warung dan penjaja air keliling yang memiliki anak seorang sarja. LUAR BIASA suatu prinsip hidup yang patut di acungi jempol. Jadi untuk menghadapi “hidup yang tidak rata” tadi ya kita harus berjuang dan melatih diri supaya kita bisa mengalahkan segala kesulitan hidup. Saya selalu punya prinsip “Jangan pernah khawatir tidak bisa hidup bila kita memiliki keterampilan”. Oleh karena keterampilan kita itu seberapapun kecilnya akan menjadi potensi, bila diasah secara terus-menerus maka akan menjadi gantungan hidup kita di masa mendatang. Jadi MILIKILAH KETERAMPILAN, karena “OUR SKILL IS OUR FUTURE”. KEEP FIGHT and YOU WILL BECOME A WINNER.

No comments: