Wednesday, October 13, 2010

Meningkatkan kemampuan para supervisor untuk meningkatkan daya saing industri Garmen

Supervisor
KH. Abdullah Gymnastiar sering mengatakan ada hadits Nabi Muhamad SAW meyebutkan:
Apabila negara ini dipercayakan pada pemimpin yang tidak mempunyai kemampuan, maka tunggulah kehancurannya.


Didalam Industri Garmen terjadi hal yang sama, bila suatu perusahaan ditangani oleh para pemimpin yang tidak mempunyai kemampuan maka tunggulah kehancuran. Sampai saat ini kita sering mendengar banyak sekali pabrik garment yang menghentikan usahannya, tetapi diwaktu yang sama kita juga bisa melihat banyak pabrik garment yang berkembang. Apakah perbedaannya?

Secara prinsip bukan modal yang menjadi penyebab hancur/ berkembanganya industri garment di Indonesia, yang menjadi penyebab paling utama adalah kemampuan para pemimpin dalam perusahaan yang mengerti dan menjalankan perannya dengan baik atau tidak. Atau dalam arti kata lain bahwa kemampuan pemimpin menentukan hancur/ tidaknya sebuah perusahaan.

Kemampuan ini bukanlan hanya keterampilan bekerja, menjahit atau hal hal yang bersifat teknis, tetapi juga aspek non teknis, diantaranya : Kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak buah (Kepemimpinan), kemampuan menyelesaikan persoalan persoalan secara efektif dengan penanganan yang sistematis dan komprehensif.

Para pemimpin dilapangan bisa dibaratkan seumpama sebuah ‘Gear’ Sepeda motor, walaupun kecil gear ini tersambung ke Mesin/ penggerak dan melalui rantai dihubungkan dengan Gear Roda belakan yang lebih besar dan harus menarik Roda yang ukurannya lebih besar. Apabila Rantai ini tidak berfungsi dengan baik, maka jalannya motor tersebut akan tidak baik, apalagi bia rantainya rusak maka motor itu tidak akan bisa berjalan .

Kebanyakan Supervisor yang ada dalam perusahaan diangkat bukan karena mereka memiliki pendidikan khusus dibidang supervisor, tetapi mereka diangkat karena mereka telah memiliki pengalaman kerja yang cukup lama. Type supervisor seperti ini kebanyakan mempunyai latar belakan pendidikan yang kurang, sehingga bila menemui masalah dia tidak bisa menyelesaikan secara menyeluruh dan sistematis. Sehingga bisa saja permasalahan yang sama kembali muncul dimasa berikutnya. Sebagian lagi ada supervisor yang diangkat berdasarkan pendidikan yang dimiliki, dengan berbekal pendidikan yang dimiliki diharapkan mampu menangani setiap persoalan yang muncul dengan prosedur tertentu dan dilakukan secara sistematis, tetapi untuk type supervisor ini biasanya lemah dalam hal teknis, sehingga Kadangkala dia kesulitan menyelesaikan permasalahan yang bersifat teknis.

Melihat kedua type supervisor tersebut kita bisa melihat bahwa kemampuan kedua supervisor ini memang harus digabungkan. Tetapi pada kenyataannya 2 type supervisor ini tidak bisa bersatu, masing masing merasa bahwa melalui apa yang dimiliki mereka sudah bisa bekerja, walaupun belum tentu hasil kerja mereka itu sudah maksimal / belum.

Di era persaingan global dibutuhkan para pemimpin yang mempunyai kemampuan dalam 3 aspek :
1. Kemampuan Teknis
2. Kemampuan Membina Hubungan
3. Kemampuan Manajemen

Tentu saja 3 hal ini bisa muncul dengan proses belajar.

“ Of all the opportuntities in life, the greatest is the opportunity to discover, to create and to progress. And of all the abilities of man, ne of the greatest is the ability to learn, change and grow”
- Lim How -

“ Kesempatan yang paling besar adalah kesempatan yang ditemukan, diciptakan dan dikembangkan, oleh seseorang yang mempunyai kemampuan terbesar. Kemampuan terbesar seseorang adalah orang yang mampu belajar, berubah dan bertumbuh “

Belajar kadang menjadi suatu hal yang sulit bagi setiap orang, karena mereka tidak memahami tujuan/ hasil dari proses pembelajaran. Seseorang yang tidak mempunyai musuh tentu saja tidak merasa perlu untuk membekali dirinya dengan ilmu beladiri. Tetapi Bila dia mempunyai banyak musuh dan dia tidak membekali diri dengan ilmu beladiri maka siap siaplah mendapat celaka/ kalah dari musuhnya. Anak saya yang berusia 5 Tahun saat ini giat sekali belajar bahasa inggris, padahal saya sebagai orang tuanya tidak pernah menganjurkan kepadanya untuk belajar, tetapi keinginan / ambisi untuk belajar ini timbul karena di lingkungan sekolah anak saya, rata rata temannya sudah bisa berbahasa inggris, jadi diapun tanpa disuruh mulai belajar bahasa inggris. Jadi Kemauan untuk belajar ini bisa muncul karena : Mungkin kebutuhan, seperti yang terjadi pada orang yang mempunyai banyak musuh merasa perlu membekali diri dengan ilmu beladiri supaya tidak mati konyol, atau dengan membuat suasana/ lingkungan untuk belajar.

Apapun yang bisa membuat para supervisor ini untuk mau dan mampu belajar harus terus diupayakan, karena diharapkan dari hasil belajar ini bisa menghasilkan perubahan, dan perubahan ini membawa perkembangan/ pertumbuhan kemampuan para supervisor. Seperti disebutkan diatas, bahwa supervisor harus mau dan mampu untuk belajar. Jadi mau saja tidak cukup tetapi harus mampu, oleh sebab itu perlu dibuat system pembelajaran yang mudah dan sesuai dengan bahasa mereka/ level pendidikan mereka. Oleh sebab itu diaharapkan nantinya para supervisor tersebut bisa menyerap setiap pelajaran yang diberikan kepada mereka.

Suasana, metode dan system pengajaran yang baik akan mempengaruhi hasil yang baik, oleh sebab itu bagaimana memilih pengajar / institusi pendidikan yang memang mampu melakukan / memberikan pendidikan tersebut menjadi sangat penting.

Para supervisor ini tidak bisa menerima terlalu banyak teori teori yang memusingkan tetapi bagaimana mereka dibimbing untuk memahami setiap teori untuk langsung dipraktekan melalui pelatihan secara langsung. Melalui latihan langsung secara bertahap/workshop maka mereka dibimbing untuk mengerti system standar, dan bagaimana melakukan secara terus menerus dilapangan. Tentunya didalam workshop ini mereka tidak hanya belajar untuk diri mereka tetapi melalui diskusi/ latihan secara silang sesama supervisor ini juga dicoba untuk bisa saling mengajarkan, supaya nantinya mereka bisa mengajarkan apa yang telah mereka pelajari kepada para anak buah mereka.

Apabila melalui pembelajaran ini membawa perubahan bagi para supevisor dan bertumbuh maka kesempatan terbesar akan mampu mereka temukan, ciptakan dan kembangkan. Siapa yang dapat menikmati ? Tentunya semua pihak, baik pengusaha, supervisor dan semua pekerja akan menikmati hasil dari proses pembelajaran tersebut.

Sejak didirikan 3,5 tahun yang lalu BGTC (Bandung Garment Training Center), mencoba menyempurnakan metoda pembelajaran kepada para siswanya. Ternyata hal ini membawa perkembangan/ hasil yang sangat positif. Walau saat mereka bergabung mereka tidak mengerti sama sekali dentang garment setelah mendapatkan pelatihan di tempat kami mereka didorong untuk menjadi orang orang yang mempunyai kemauan untuk terus mengembangkan dirinya. Apa yang diberikan kepada mereka memang tidak langsung menjamin mereka menjadi seorang ‘ahli’ di bidang garment, tetapi melalui “learning by doing” mereka terus memantapkan diri mereka dengan mempelajari setiap aspek yang ditemui dalam dunia kerja, dan mengembangkan dirinya untuk memenuhi tuntutan pekerjaannya.

Dengan Sistem pengajaran yang sama BGTC juga melatih para supervisor di perusahaan untuk meningkatkan kemampuan manajemen bagi para supervisor dilapangan. Sehingga melalui pelatihan ini diharapkan nantinya para supervisor mampu memahami apa peran mereka dalam perusahaan dan mampu menjalankan perannya dengan baik. Sehingga bila peran ini dapat berjalan maka perusahaan akan menikmati manfaatnya. Beberapa perusahaan yang sudah memberikan pelatihan kepada para supervisor mereka sudah merasakan hasil dari pelatihan tersebut, yaitu dengan peningkatan Produktivitas, peningkatan effisiensi dan efektivitas kerja juga peningkatan kualitas hasil produksi.

Untuk Mengetahui apa Peran dari para Supervisor Dalam Persaingan Global akan disambung pada tulisan saya bagian kedua, dengan Judul “ Peranan Supervisor Dalam Era Globalisasi”

No comments: