![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6sIO0ulgn-rBCPzSfdZ37QyUIndsgZ_hXdJX2iEvB_4b7fA8TOD36kzv0YrkHlPGvA1djVLzcQ2AnqlCTD7JDmS3X8njL-33bxteRRQaIEG7B5SMzReVdxcUxSwsek42mVeEREOsrK2o/s200/pbk+mnd.jpg)
DI China para operator sewing sering disebut dengan julukan "hot needle operators", mengapa? Karena pekerja jahit di negri tirai bambu tersebut kalau sudah bekerja akan terus berkonsentrasi dan tak perna membiarkan jarum jahitnya berhenti, sekalipun untuk itu jarumnya akan menjadi panas. disini kita lihat komitmen dan keseriusan operator di china, menjadi salah satu penentu mengapa china memiliki tingkat produktivitas yang sangat tinggi, sehingga produk-produk mereka bisa di jual lebih murah. memang ada faktor penentu lain dari murahnya harga produk china, tetapi peran dari sdm ini juga sangat besar.
Untuk mendapatkan sdm-sdm handal memang perlu diadakan pelatihan-pelatihan operator yang berbasis pada kompetensi. Kementrian Tenaga kerja Republik Indonesia melalui Direktorat jenderal Pembinaan pelatihan dan produktivitas (BINALATAS), telah lama mencanangkan Program Pelatihan Berbasis kompetensi (PBK). Di bidang jahit menjahitpun telah dilakukan pelatihan-pelatihan para instruktur untuk bisa mengimplementasikan program pelatihan berbasis kompetensi tersebut. Penulis sendiri pernah diminta untuk memberikan sosialisasi penerapan modul dan program pelatihan berbasi kompetensi di Propinsi Sulawesi Utara dan DKI Jakarta. Ternyata antusiasme para instruktur sangat besar, dari beberapa evaluasi para instruktur tersebut merasa puas dan bergairah dengan program tersebut.
PBK sendiri disusun berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia u/ Bidang Garment (Kepmen Nomor: Kep.157/Men/IX/2004) atau Busana /customade (Kepmen Nomor : Kep.90/MEN/V/2010. SKKNI sendiri disusun oleh pihak-pihak yang sangat kompeten dan melibatkan berbagai unsur, termasuk perwakilan dari asosiasi industri terkait (API, AAMI) dan perwakilan industri-industri garmen serta ahli-ahli garmen yang kompeten di bidangnya.
Sesungguhnya bila program ini dilaksanakan secara Nasional akan menjadi sumber daya yang baik untuk industri-industri garmen di Indonesia. Penulispun saat ini diberikan kepercayaan untuk mengelola industri garmen anak terbesar di indonesia dengan merk "JSP", selalu siap bekerja sama dengan LPKS/ BLK, UPTD/UPTP yang ada di seluruh indonesia atau dengan Sekolah-sekolah menengah kejuruan Tata busana apabila mereka berpatokan pada standar kompetensi yang telah disusun atau mengikuti program Pelatihan berbasis kompetensi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK6PPjCP7eX9t29gCROy7y3celV4DAb3Lf90Kn5HWj797t4Cg-uOQC4k39dPNztAB3ni8A-fQqMS0MhaDB0rg6Qg0FggxrLcKXLyHHtRMlEgVUchEsN2iW0mIpmvQUFEP2c_fcdfOdtog/s200/piki.jpg)
PIKI didirikan dari para ahli-ahli di berbagai bidang keterampilan, yang banyak terlibat dalam kegiatan industri maupun dalam kompetisi-kompetisi keterampilan yang di adakan baik di tingkat Nasional, Asia Tenggara maupun di tingkat Dunia. Di bidang Garment sendiri Perwakilan Indonesia pernah mendapatkan medali emas di tingkat Asean pada Tahun 2006 yang di adakan di Brunei darusalam (Nelly sophia talan dari NTT- Nusa Tenggara) dan pada tahun 2008 yang diadakan di Kuala lumpur Malaysia (I Nyoman Bayu - dari NTB - Nusa Tenggara Barat). Kedua peserta tersebut berhasil menjadi juara atas bimbingan dewan Pengarah sekaligus DIrektur kopartemen PIKI bidang LAdies Dress Making Bpk. Nathanael Suryadi.
Tentunya Peningkatan Kompetensi ini harus ditingkatkan agar nantinya industri-industri mampu bersaing di era globalisasi.
No comments:
Post a Comment