Thursday, March 17, 2011

LOMBA KETERAMPILAN SISWA SMK TINGKAT NASIONAL

Tanggal 16 maret 2011, Tim MONEV dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan Nasional datang ke tempat Training centre calon Kompetitor Worldskills Competition London 2011 bidang Fashion Technology.

Seperti kita ketahui tanggal 2 maret 2011, lalu baru saja pembahasan soal LKS bidang Ladies dress Making di buat oleh Tim, ketika di tanya oleh panitia penyusun, salah satu pembuat soal berkata : Ini tahun lalu juga begitu soalnya, harus ada contoh yang bisa dijadikan acuan oleh anak-anak peserta lomba dalam "MENJIPLAK CONTOH". Menurut pengalaman saya menjadi juri/ ketua juri di beberapa LKS nasional (thn 2004 Semarang, Tahun 2005 Bali, Tahun 2007 Bandung dan Tahun 2008 Makasar). Saya melihat kecenderungan para peserta lomba ataupun Guru Pendamping takut kalu tidak sama dengan contoh baju yang ditunjukan oleh juri. Jadi mereka akan menjiplak habis contoh baju yang ditunjukan saat lomba. Saat technical meeting, mereka sangat detail dalam memberikan pertanyaan mengenai , pak tekniknya koq begini, apa harus begitu... wah banyak lagi deh.
Biasanya Soal LKS akan di upload oleh dit PSMK Kemendiknas, jauh sebelum Lomba LKS dilaksanakan, jadi sebetulnya para peserta lomba pasti sudah latihan soal berkali-kali dan di training dengan soal yang sama. Jadi sebenarnya mereka sudah tidak asing dengan soal tersebut, tetapi kenapa mereka harus mengetahui detail sample dan menelisik contoh baju yang di show saat lomba??????
Saya pernah bertanya sama guru pendamping soal hal itu, guru pendamping menjawab: "pak kalau tidak sama dengan contoh, nanti di salahkan juri".
Oh my God.... Begitu berkuasanya juri, sehingga semua hasil harus sama dengan apa yang dikeluarkan oleh pihak panitia.
Kemenangan adalah sebuah kebanggaan bagi semua sekolah yang turut ambil bagian dalam kompetisi besar tingkat Nasional tersebut, oleh sebab itu sekolah akan mencoba mencari informasi sebanyak mungkin, siapa jurinya, dimana contoh soal itu di buat?
Sehingga ada kecenderungan untuk memenangkan pertandingan LKS tingkat Nasional tersebut, banyak sekali guru di daerah/ pusat ber gerilya, siapa... dimana, bisa ga? dan banyak lagi upaya yang akan dilakukan untuk mendekati juri.
Jelas kondisi seperti ini tidak sehat, dan tidak baik untuk perkembangan kompetisi LKS di masa mendatang.
Oleh sebab itu, pola seperti ini harus di RUBAH.

SEKILAS TENTANG KOMPETISI 2008 MAKASAR
Tahun 2008 Lomba LKS Nasional Diadakan di makasar : Lomba saat itu persis menggunakan Materi WSC tahun 2007 di Jepang. Sebelum lomba banyak Guru pendamping Mengeluh... Pak Koq, soalnya sama banget sama WSC sih? khan kami di sekolah belum bisa mengikuti standar dunia? Bahkan di Jurusan Pastry, waktu itu mulai mengeluarkan Sugar Modeling, Juri-nya di Komplain : "Nah begini kalau juri bukan orang SMK, ga ngerti apa yang diajarkan di SMK, jadi bikin soal se enaknya".
Di Ladies Dress Making lebih lucu lagi, seorang widya iswara dari Lembaga pelatihan Guru SMK bilang sama saya : "Pak, saya berani taruhan kalo banyak yang ga selesai dan setiap yang selesai saya berani bayar Rp. 500.000 (lima ratus ribu)".
Saya hanya bisa mengelus dada " Subhanaalloh, segitu buruknya kah".
Saya hanya bilang sama anak-anak peserta lomba saat itu : "nak anda adalah orang yang terbaik dari masing-masing propinsi, silahkan anda bertanding dan pergunakan waktu yang ada dan bawalah kebanggaan bagi daerahmu".
Memang saat lomba saya sebagai juri sangat risau karena banyak dari peserta yang kesulitan dalam mengerjakan soal lomba, dan mungkin dugaan widya iswara tadi benar akan banyak peserta lomba yang tidak selesai. Saat usai pertandingan saya berteriak dalam hati " Alhamdullilah", karena apa? 85% peserta lomba mampu menyelesaikan soal lomba dan lebih dari 70% mengerjakannya dengan baik.

Saya jadi ingat lagunya ARMADA : "Mau dibawa kemana anak SMK?????"

SISTEM PENJURIAN
Seperti saya jelaskan di atas, kecenderungan peserta lomba dan guru pendamping takut pada sang pengadil (juri), ini menjadi sangat memprihatinkan, karena anak-anak yang berpotensi ini hanya akan menjadi penjiplak dan bukan menjadi kreator atau designer.....
Seharusnya memang dibuka peluang Kreatifitas, yang disesuaikan dengan pasar, karena memang nantinya mereka haru terjun ke pasar.
Dalam Kompetisi Worldskill, Sebetulnya trade ini awalnya di namai "LADIES DRESS MAKING", intinya saat itu memang para peserta lomba hanya diwajibkan menjadi pembuat busana wanita, tetapi sejak tahun 2008 para Panitia di WSC melihat bahwa trade ini kurang begitu menarik pasar dan penonton karena tidak responsif terhadap dunia industry, hasil yang dilombakan pun tidak menarik perhatian publik. Akhirnya tahun 2008 Panitia WSC meng ultimatum Tim Juri dari semua negara untuk bekerja keras, merubah image dan mencoba mencari format lomba yang responsif terhadap industry, dan akhirnya di putuskan untuk merubah nama menjadi "FASHION TECHNOLOGY". Tujuannya adalah supaya kita bisa menggali potensi anak-anak muda ini untuk ulai memiliki ide, kreatifitas dalam produk yang dibuatnya, tetapi tetap mempertimbangkan waktu.
Tahun 2009 Mulai dibuat project WEDDING DRESS dengan thema, Terbukti kompetisi ini menjadi sangat menarik bagi para pengunjung dan mendapat apresiasi positif dari dunia industry dan panitia WSC.
Hasil Lomba menjadi ber variasi, tidak sama karena memang disesuaikan dengan kreatifitas dan kemampuan peserta lomba. Anda bisa melihat suasana Lomba di Calgary kanada dengan klik disini.
Sistem Penilaian???? memang menjadi sangat rumit, tetapi ini menjadi pembelajaran bagi kita semua dalam melakukan penilaian yang se adil-adilnya.
Saya Kembali Mengulas sistem Penilaian supaya bisa menjadi pembelajaran bersama menjelang LKS Nasional tahun 2011 mendatang.
Ada 2 Jenis Nilai dalam Lomba, Yaitu :
1. Nilai Obkektif
2. Nilai Subjektif

Ada 5 Group Penilaian :
A. CUTTING
B. MEASUREMENT
C. OVERALL APPEARNCE
D. WORKMANSHIP PENGEJAAN JAKET
E. WORKMASHIP PENGERJAAN ROK
di WSC 2009 ditambahkan lagi GROUP PENILAIAN KREATIFITAS.

Bila sistem ini diterapkan dan parameter penilaian dipahami oleh para peserta lomba , guru pendamping dan sang pengadil (juri) sebetulnya tidak perlu khawatir, pasti output Lomba akan baik, dan hasil yang menjadi Juara adalah Hasil yang terbaik.

Saya pernah mengusulkan untuk Tim JURI KENAPA tidak Dari Guru Pendamping saja????
katanya ada ke khawatiran kalau Guru pendamping nanti dalam memberikan penilaian tidak Subjektif, ada Kolousi, dan mungkin Guru Pendamping belum waktunya atau 'belum bisa". LHO??????????
Kalau ada 33 Guru Pendamping dari 33 Propinsi : Kita bisa membagi Para Guru pendamping menjadi 6 Group Penilaian Subjektif dan bisa membagi menjadi 10 Group Penilaian Objektif. Group Penilaian ini akan dibagi oleh ketua juri yang berpengalaman dan bisa mengarahkan para Juri ini dalam hal parameter penilaian.
Toh dalam Penilaian masing-masing Group akan didampingi oleh ketua juri tersebut, agar diawasi apakah, guru-guru yang menjadi juri ini paham dalam melakukan penilaian atau tidak. (HAL INI PERNAH DILAKUKAN DI WSC 2009, CALGARY).
KETUA JURI KAN MEMBAGI NILAI-NILAI OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF KEPADA MASING - MASING GROUP PENILAI.
Misal : Bila disepakati ada 60% Penilaian Subjektif (ada 6 Group) dan 40% Penilaian Objektif (ada 10 Group).
Maka untuk penilaian Subjektif, masing-masing akan menilai 10 Point saja, sementara untuk Group Objektif masing-masing group akan menilai 4 Point saja.
Group penilaian pasti akan di atur oleh ketua juri sehingga tidak ada Juri dari propinsi yang sama menilai kompetitor dari propinsi yang sama.
Sistem penilaian ini juga diterapkan di ASC 2010 di bangkok lalu, dan suskes dilaksanakan.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SMK
Saat MONEV (Monitoring dan Evaluasi) kemarin, saya cerita kepada bpk. Ade (kasubdit direktorat pembinaan SMK - Kemendiknas). Bahwa sekarang para siswa SMK harus mampu membaca pasar (baik industry ataupun tailor), karena bila kita tidak mengkondisikan mereka pada pasar akan terjadi ketidak matchingan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dunia industry. Sehingga lapangan pekerjaan yang tersedia tidak dimanfaatkan oleh Lulusan SMK. Dengan adanya SKL (Standar Kompetensi Lulusan) memang sangat baik, sepanjang SKL tersebut disusun bersama-sama dengan Wakil-wakil DUDI, bukan orang-orang yang tidak mengetahui DUDI. Karena ini adalah masalah besar yang berkaitan dengan penggunaan anggaran pendidikan yang besar, bila masih tidak bisa match dengan DUDI, maka cita-cita mulia dalam memperbesar anggaran pendidikan akan menjadi sia-sia.

Oleh sebab itu marilah menatap hidup yang lebih luas ke depan, sebab mereka yang mempunyai kemampuan terbesarlah yang akan memiliki kehidupan yang lebih baik, karena orang-orang yang memiliki kemapuan terbesar inilah yang mampu, menemukan, mengembangkan kesempatan. Dan Orang-orang yang mempunyai kemampuan terbesar ini adalah orang-orang yang memiliki 3B (BELAJAR, BERUBAH dan BERTUMBUH). Maka dari itu pada anak-anakku sekalian yang sedang mempersipkan diri untuk mengikuti LKS NAsional, teruslah belajar, maka ananda sekalian akan menjadi orang-orang yang sukses.

"Anda tidak akan bisa menyeberangi lautan hanya dengan berdiri dan memandangi air. Rabindranath Tagore (1861- 1941), pujangga dan dramawan India, peraih Nobel Sastra 1913."
For my beloved SMK students in whole propince : dont be afraid, if we try hard... GOD will Make a way.

Nathanael Suryadi
Juri LKS SEMARANG 2004
KETUA Juri LKS Denpasar 2005
Ketua Juri LKS Bandung 2007
Ketua Juri LKS Makasar 2008
Juri ASC 2006 Brunei Darusalam
Ketua Juri ASC 2008 Malaysia
Ketua Juri ASC 2010 Bangkok - Thailand
Juri WSC 2007 Shizuoka -Jepang
Juri WSC 2009 Calgary - Canada
Juri WSC 2011 Londong - Inggris

6 comments:

Unknown said...

Barusan gw di telepon sama pembaca, wah pak jangan di publish dunk... khan malu, buka borok sendiri.
Saya jawab : " Ga perlu malu koq bu, kalau kita tidak mau memperbaiki kesalahan, artinya kita sedang menghambat kemajuan" jadi LANJUTKAN KITA PASTI BISA itu... kata pak beye juga begitu he he he he

izza ulumy putra said...

memang harus kaya gitu pak...
bangkai di sembunyiin ,lama-lama ketawan jugaa...mending di umumkan biar semua siap akan adanya bangkai tadi...( kaya gitu kali ya)...

(hanya comment bebas ekspresi )
KITA PASTI BISA ... LANJUTKAN..

izza ulumy putra said...

betul pak..kalau perlu ungkapin semua hal tentang LKS baik daerah maupun national..apa aja deh pa?..supaya indonesia lebih maju, kita harus menjadi pribadi yang jujur..
( hanya comment suka-suka )
KITA PASTI BISA...LANJUTKAN.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

izza ulumy putra said...

KITA PASTI BISA ...
LANJUTKAN,........

Anonymous said...

wah saya setuju bgt pak sm smua isi blog bpk terutama tentang LKS seharusnya smua yg bersangkutan tau akan hal ini dan membacanya jd tdk ada lagi kecurangan2 atau taktik kelompok tertentu spy menang tapi ga murni hehhe.... thanx pak infonya

Anonymous said...

wah saya setuju bgt pak sm smua isi blog bpk terutama tentang LKS seharusnya smua yg bersangkutan tau akan hal ini dan membacanya jd tdk ada lagi kecurangan2 atau taktik kelompok tertentu spy menang tapi ga murni hehhe.... thanx pak infonya