Thursday, March 15, 2012

Daerah Jawa Tengah Mulai menggeliat

jateng
Jawa tengah saat ini menjadi lirikan para investor industri garmen. Banyak faktor yang menjadi penyebab mengapa industri garmen melirik daerah ini. Dari dahulu Industri-industri dari Jabodetabek dan Bandung di penuhi oleh para pekerja dari daerah Jawa tengah. Mereka rela berkorban meninggalkan kampung Halaman untuk mengadu nasib di kota besar karena Lahan pekerjaan yang terbatas di daerahnya.


Oleh sebab itu kita bisa melihat fenomena sosial, setiap Lebaran, jutaan orang rela berdesak-desakan saat mudik ke kampung halamannya masing-masing.
Banyak para lelaki/ kepala rumah tangga rela meninggalkan anak istri dan menjalani kehidupan sendiri di daerah orang. Begitu juga para gadis/ ibu rumah tangga yang rela meninggalkan sanak family mereka dan hidup di daerah orang lain. Ada beberapa opini di kalangan para gadis di lingkungan industri garmen, seperti : "Kalau mau masuk ke industri garmen, cari jodo dulu, supaya jangan jadi jomblo tulen". Mengapa karena kalo belom dapat jodo, saking sibuknya pekerjaan akan membuat mereka jadi sulit mempunyai waktu untuk pacaran, sehingga sulit untuk dapat jodo. Atau kalo dapat jodoh juga, berkembang istilah " lo lagi lo lagi".

Saat ini ada fenomena dikalangan para lelaki yang bekerja di luar daerahnya : "lho waktu istri masih muda, masih seger malah di tinggal-tinggal , begitu sudah tua di tungguin". Dari pemikirin seperti itu maka para lelaki ini mencoba mencari pekerjaan di daerah masing-masing. Hal ini mendorong banyak pemerintah daerah mulai mencari partner-partner investor untuk datang ke daerah mereka.

Ada beberapa pertimbangan yang di lihat oleh para investor untuk menanamkan modal disuatu daerah, yaitu :
  1. Sarana Prasarana yang menunjang
    Tersedianya Lahan yang memiliki kemudahan akses ke lokasi pengiriman barang/ pelabuhan, tersedianya Pasokan Listrik. Adanya kerjasama pemerntah daerah dalam membentuk kawasan-kawasan berikat menjadi salah satu nilai tambah bagi daerah untuk menarik para investor.

  2. Regulasi yang bersahabat
    Kemudahan untuk pengurusan ijin - ijin yang berkaitan dengan pendirian perusahaan dan berkaitan dengan pembangunan sarana dan prasarana industri sangat diharapkan oleh para investor.
  3. Ketersediaan Sumber Tenaga kerja yang kompeten.
    Sumber tenaga manusia yang kompeten sangat penting karena tanpa adanya mereka maka industri tidak bisa dijalankan. oleh sebab itu penting di rintis timbulnya tempat-tempat pelatihan yang memiliki program yang baik untuk membentuk tenaga kerja yang memiliki kompetensi dan ethos kerja yang baik
Selain dari hal-hal tersebut diatas ada juga yang menjadi pertimbangan para pengusaha untuk mengalihkan tempat usahanya, yaitu Upah Minimum Kabupaten kota yang di tetapkan oleh pemerintah daerah setempat. Saat ini Pemerintah Propinsi Jawa Tengah telah menetapkan Upah MInimum Kabupaten Kota di Jawa tengah sebagai berikut :

No Kabupaten/Kota Besaran Upah
01 Semarang Rp.   991.500  
02 Demak Rp.   893.000 
03 Kendal Rp.   904.500 
04 Kab. Semarang Rp.   941.600 
05 Salatiga Rp.   901.396 
06 Grobogan Rp.   785.000 
07 Blora Rp.   855.500 
08 Kudus Rp.   889.000 
09 Jepara Rp.   800.000 
10 Pati Rp.   837.500 
11 Rembang Rp.   816.500 
12 Boyolali Rp.   836.000 
13 Surakarta Rp.   864.450 
14 Sukoharjo Rp.   843.000 
15 Sragen Rp.   810.000 
16 Karang Anyar Rp.   846.000 
17 Wonogiri Rp.   775.000 
18 Klaten Rp.   812.000 
19 Kota Magelang Rp.   837.000 
20 Kabupaten Magelang Rp.   870.000 
21 Purworejo Rp.   809.000 
22 Temanggung Rp.   866.000 
23 Wonosobo Rp.   825.000 
24 Kebumen Rp.   770.000 
25 Banyumas Rp.   795.000 
26 Kota Cilacap Rp.   825.000 
27 Cilacap Wilayah Timur Rp.   747.000 
28 Cilacap Wilayah Barat Rp.   720.000 
29 Banja negara Rp.   765.000 
30 Purbalingga Rp.   818.500 
31 Batang Rp.   880.000 
32 Kota Pekalongan Rp.   895.500 
33 Kab Pekalongan Rp.   873.000 
34 Pemalang Rp.   793.000 
35 Kota Tegal Rp.   795.000 
36 Kab Tegal Rp.   70.000 
37 Brebes Rp.   775.000 

Upah minimum di kota jakarta dan sekitarnya sudah sangat tinggi, selain itu supply tenaga kerja juga menjadi sulit, sehingga saat ini banyak pengusaha mulai melirik daerah lain dengan mempertimbangkan faktor-faktor diatas.
Semoga saja daerah-daerah menjadi termotivasi dan membuka diri untuk masuknya para investor. Sehingga diharapkan nantinya pasar tenaga kerja menjadi lebih merata dan tidak perlu terjadinya urbanisasi ke kota-kota besar.

Nathanael Suryadi

3 comments:

Unknown said...

Berbagi Kisah, Informasi dan Foto

Tentang Indahnya INDONESIA

www.jelajah-nesia.blogspot.com

Unknown said...

sayang banget ane kurang ngerti masaah itu. Tapi, saya dukung aja gan... oh ya, kunjungi dan berkomentar juga di blog ane ya. salam kenal

Unknown said...

salam kenal dari bloger newbie. budayakan berkunjung balik dan berkomentar ya